How To : Setting TP-Link Wifi Range Extender


Saya memiliki pengalaman gak menyenangkan tentang konektivitas wifi di kosan. Signalnya lemah banget, cuma 2-3 bar. Padahal routernya di simpan di atas pintu kamar no 3 (saya dikamar pertama), kaya nya sih gara2 bangunan nya dari beton jadi gak tembus tuh signal nya. Sayang banget kan, udah bayar perbulan tapi kualitasnya putus nyambung gitu. Akhirnya saya googling untuk mengetahui cara mengatasinya dan salah satunya adalah menggunakan wifi extender.

Wifi extender adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penguat sinyal dan memperpanjang jangkauan wifi. Kalo orang jaringan bilangnya repeater, nah alat ini semacam repeater portable nya lah :D. Ilustrasi kasusnya kaya gini : sebuah rumah memiliki satu router yang disimpan di lantai 1, tapi sinyal wifi di lantai 2 terdeteksi sangat lemah terus pake wifi extender ini deh biar di lantai 2 wifi nya kenceng juga.

Setelah cari tahu brand yang oke, akhirnya pilihan saya jatuhan pada TP-Link Wifi Range Extender model TL-WA850RE. Next time saya tulis reviewnya juga deh *kalo inget wkwkwk, kali ini cara settingnya dulu aja yah. Sebetulnya sudah ada manual guide nya, cuma biar lebih jelas saya tulis lagi aja disini :D.

Ini dia penampakan box nya
Persiapan
Sebelum melakukan konfigurasi, perlu diperhatikan dan dipersiapkan beberapa hal berikut ini :
1. Terdapat jaringan wifi yang sudah terpasang dan siap untuk di gunakan.
2. Device yang digunakan untuk melakukan pengaturan via browser. Bisa pake laptop, pc atau smartphone.
3. Colokan listrik.

Cara Konfigurasi
Berikut ini adalah step2 yang dilakukan untuk mengkonfigurasi TP-Link Wifi Range Extender.
1. Sambungkan device TP-Link Wifi Range Extender ke terminal/colokan listrik, dekat dengan router. Tekan beberapa saat, tunggu sampai  wireless LED menjadi stabil seperti berikut.

LED yang sudah stabil
2. Putuskan koneksi wifi laptop/PC/smartphone anda yang akan di gunakan untuk menyetting alat tadi. Dalam Contoh kali ini saya setting pake laptop.
3. Refresh jaringan wifi anda, kemudian sambungkan dengan access point TP_LINK_Extender_xxxx seperti gambar di bawah ini.
sambungkan ke jaringan ini
4. Selanjutnya buka browser anda kemudian ketik url address http://tplinkrepeater.net pada address bar. Setelah halaman tampil, isi username dan password dengan admin (huruf kecil semua), kemudian klik Login.

halaman login
5. Jika sudah berhasil masuk, buatlah account yang akan di gunakan untuk mengelola jaringan. Isi username, password dan confirm password, jika sudah klik tombol Confirm.

inputan untuk membuat account
6. Anda akan di direct ke halaman quick setup. Sistem akan melakukan scanning terhadap  jaringan yang tersedia. Tunggu sampai daftar jaringan muncul.

proses scanning sedang berjalan
7. Pilih jaringan yang akan anda perkuat *untuk kasus ini saya pake Pondok Raisa, kemudian masukan password dari jaringan tersebut (Note : bukan password account) kemudian klik Next.

daftar jaringan
8. Kemudian akan tampil pilihan, apakah akan melakukan customize host SSID atau tetap menggunakan SSID yang sudah ada. Untuk step ini saya memilih opsi untuk tetap menggunakan SSID yang ada.

halaman pilih host SSID
9. Proses konfigurasi selesai. Selanjutnya akan ditampilkan halaman summary dari konfigurasi yang telah kita lakukan. Periksa kembali apakah password SSID yang akan di perkuat sudah sama, jika sudah sama klik Save.

summary
10. Setup yang sudah dilakukan akan diterapkan pada jaringan anda. Tunggu sampai proses selesai.

rebooting sedang berlangsung
11. Jika proses di step atas sudah selesai, klik tombol finish.

step terakhir
12. Tadaaa...proses konfigurasi selesai. LED pada device harus menyala seperti gambar berikut.

LED harus menyala seperti ini
Penjelasan Lain2
1. Sebagai perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan TP-Link Wifi Range Extende, perhatikan gambar berikut.

perbandingan
2. Extended network (jaringan yang di perkuat) harus memiliki password yang sama dengan host nya.
3. Untuk nama SSID (access point) bisa sama dengan host aslinya, atau berbeda sesuai dengan jenis pilihan yang tadi sudah di jelaskan di atas.
4. Usahakan untuk memilih brand repeater/wifi range extender yang sama dengan routernya. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketidak cocokan hardware.

Selamat mencoba :)

~17 Februari 2017~

Curhat Random : Suka Duka Jadi Pekerja IT


(Source : www.roberthalf.com.sg)
Sebenarnya udah lama banget pengen nulis tentang dunia yang saya geluti ini, tapi karena 'sok sibuk' jadi gak nulis2 :D. Entah kenapa rasanya ingin berbagai cerita aja, siapa tau ada yang ingin tahu pengalaman bekerja di bidang IT seperti apa.

Saya seorang lulusan Teknik Informatika dari salah satu Universitas di Bandung. Sekarang saya bekerja di salah satu perusahaan IT di kota yang sama. Iya, bidang yang saya tekuni ini gak jauh2 dari jurusan waktu kuliah dulu. Sebenernya pengen pindah haluan sih, tapi kaya nya rejeki saya di dunia IT. Kenapa saya bisa berpendapat demikian, dulu saat masih freshgraduate saya sempet apply beberapa job vacancy di luar industri ini. Tapi gak di panggil2 buat interview, padahal temen saya bisa benar2 'murtad' dan berkarier di dunia lain, eh maksudnya dunia selain IT. Nasib orang memang beda2 ya. Meskipun awalnya agak berat untuk berkarir di IT tapi lama2 betah juga haha.

Jadi di bawah ini adalah suka duka meniti karier di bidang IT versi saya. Karena bersifat opini pribadi, maka akan berbeda2 dengan pendapat dari teman2 sejawat lainnya. yuu marii langsung di cek :).

Sukanya ketika...
1. Dapat bonus tahunan dan bonus project. Jadi hampir disemua perusahaan IT atau bahkan perusahan2 non-IT pun akan memberikan reward yang sama untuk pegawainya. Kisaran nominal bonus project, akan di hitung dari posisi kita dalam project tersebut. Ini sih urusan orang finance ya. Jika kita terlibat lebih dari 1 project maka bonus yang di dapat akan lebih besar heheh.
2. Gak usah mikirin besok mau pake baju apa. Seriusan, di kantor2 IT biasanya peraturan mengenai pakaian gak terlalu ketat. Standar aja sih, bebas tapi sopan. Kadang2 saya berangkat rapi pake sepatu, sampe kantor langsung ganti sendal. Meeting pun kadang pake sendal hahha.
3. Jam masuk lebih fleksibel. Sebenarnya ini tergantung kebijakan masing2 perusahaan ya. Kalo di kantor saya sih, paling telat masuk jam 9.00 lebih dari itu di anggap telat. Untuk jam pulang menyesuaikan dengan jam masuk.
4. Bisa ngemil sambil kerja. Coba kalo saya kerjanya di bank atau tempat2 lain kaya nya gak akan bisa begini yaa hahah.
5. Bisa santai sesantai2nya, ketika gak ada kerjaan. Kadang kalo lagi gak ada kerjaan saya bisa nonton film di laptop atau browsing2 gak jelas. Ini sebetulnya beresiko hahha yang penting gak ketauan pak bos aja :D.
6. Jadi tau teknologi yang lagi happening. Yes karena pekerjaan, saya dituntut untuk paham atau minimal tahu tentang segala perkembangan zaman khusus nya di bidang teknologi. Pokoknya kalo masalah gadget mah kita paling up to date deh :D.
7. Terlatih jadi individu yang multi tasking. Menjadi pekerja IT itu harus bisa mengerjakan ini itu berbarengan. Karena seorang developer biasanya bisa mengerjakan 2 project sekaligus. Dan menurut saya ini berat, jadi memang harus dilatih.
8. Bisa travelling ke berbagai tempat. Meskipun travellingnya bukan buat liburan, at least saya bisa menjauh sebentar lah dari kantor yang kadang2 bikin boring. Kuantitas perjalanan nya pun disesuaikan dengan jadwal project, kalo saya biasanya 2-3 hari dalam seminggu.

(Source : http://www.the9gag.com)

Gak enaknya itu ketika...
1. Harus lembur & kerja saat weekend. Ini kalo schedule projectnya lagi padat banget atau kalo ada sesuatu yang urgent. Saya pernah selesai UAT (User Acceptance Test) jam 1 pagi, kebayang kan itu gimana stress dan capenya. Untungnya gak tiap hari/weekend begini, cuma sesekali aja itu pun kalo ada jadwal UAT.
2. Dikejar2 klien karena target project molor. Setiap project pasti sudah ada target selesai nya, tapi kadang2 ada suatu masalah yang menyebabkan target tersebut menjadi molor. Nah kalo udah gini, siap2 aja deh di chat bahkan di teleponin terus. Pernah suatu kali saya di telepon klien jam 3 pagi gara2 system yang kita deploy sempet down. Mau marah tapi gimana, mau di cuekin juga ga bisa nanti bilang ga profesional hahha. Terima aja deh.
3. Salary masih belum sebanding dengan kerja keras yang di lakukan. Ada yang bilang gaji di IT itu besar, mungkin untuk perusahaan luar negeri atau bahkan yang kerja langsung di LN memang besar ya. Tapi untuk di Indonesia sendiri menurut saya masih kurang, bahkan ada yang lulusan S1 tapi gaji di bawah UMR.
4. Permintaan klien yang berubah - ubah. Sumpah ini nyebelin banget, padahal di requirement awal udah jelas. Yang begini ini nih kadang bikin project ga kelar2, stress pun semakin berkepanjangan.
5. Ada yang underestimate karena saya cewe. Kebanyakan pekerja IT adalah cowo, kadang2 kemampuan saya suka di sepelekan. Tapi kalo kita betul2 menunjukan kualitas, stigma negatif tersebut berangsur2 memudar koq.
6. Orang salah sangka dan menganggap kita dewa yang bisa apa aja. Karena saya dari IT, banyak orang2 yang menggap saya bisa 'service' laptop atau printer. Hadeuh please deh, itu mah urusan orang hardware. Saat kuliah memang ada matkul yang membahas soal hardware, tapi gak sedalem anak teknik komputer ya.

Udah ah segitu dulu aja list suka dukanya :D. Lho koq ga sama jumlahnya ? hahha yang kepikiran sama saya cuma segitu. Setiap pekerjaan di bidang apapun pasti memiliki suka dan duka, tergantung apakah kita bisa beradaptasi atau tidak. Yuuk yang mau gabung di dunia IT jangan ragu, meskipun berat tapi seru koq :).

Semoga bermanfaat.

~ 6 Februari 2017 ~

Tentang Catcalling & Street Harrassment


Postingan kali ini tergerak dari artikel yang di bagikan oleh salah seorang teman di timeline Facebook. Artikel yang cukup menarik, begitu pikir saya ketika membaca judul nya. Artikel nya ada disini *thanks untuk Teh Mia :). Artikel tersebut berbicara tentang street harassment atau bahasa simplenya gangguan yang terjadi saat di jalan. Konteks ganguan dalam postingan ini adalah gangguan yang berbau seksual, baik secara verbal ataupun secara langsung. Dalam artikel itu diceritakan bahwa dalam waktu 35 menit, sang writer (seorang ekspat yang tinggal di Jakarta) mengalami pelecehan secara verbal sebanyak 13 kali. Jumlah yang mencengangkan ya..

Oke, saya tinggalkan dulu artikel tersebut :). Saya ingin menyinggung soal Catcalling, sebuah kata yang jujur saja baru pertama kali saya dengar ketika membaca artikel tersebut *iyaa saya katro :)). Mungkin banyak dari kita yang pernah mengalami hal ini, hanya saja kita tidak tahu istilah apa yang pantas untuk menyebut perlakuan tersebut. Jadi, catcalling adalah sebuah istilah urban yang berarti:

~ Melakukan hal-hal bertendensi seksual (biasanya dengan volume keras meski belum tentu secara eksplisit), termasuk bersiul, berseru, memberikan gestur, atau berkomentar, biasanya kepada perempuan (juga bisa laki-laki atau gender yang lain) yang lewat di jalan.
~ Menyuarakan bebunyian atau keributan kepada seseorang di depan publik yang membuat orang itu tidak nyaman (biasanya kepada pembicara, performer, atlet, dll.).
(sumber : https://putriwidisaraswati.wordpress.com/2015/11/29/catcalling-pelecehan-terhadap-perempuan/)
ilustrasi catcalling
Nah, bentuk catcalling nya ini macam2. Kalo yang pernah saya alami seringnya seperti ini "Senyumnya mana Mbak?" atau "Koq cemberut terus sih?" bahkan siulan atau gestur2 lain yang mengganggu. Yang lebih parah adalah ketika saya berjalan tiba2 ada orang yg menirukan suara anjing melolong, maksudnya apa coba? saya kaya anjing? gitu?. Asli, saya marah sekali saat itu cuma belum ada keberanian yang cukup besar untuk melawan. Bagi sebagian orang mungkin saya dikira berlebihan yaa "halah apanya yang pelecehan, biasa aja keless..lu aja yang baperan". But seriously guys, kalian gak merasa apa2 ketika ada komentar2 seperti itu terlontar ? bahkan dari mulut orang yang notabene nya adalah orang asing buat kita. Kalo saya sih risih banget, risih serisih2 nya. Biasanya catcalling ini sering terjadi di kota2 besar tapi tidak menutup kemungkinan juga, bisa terjadi di kota kecil. Pengalaman saya diatas terjadi ketika saya masih tinggal di Cirebon.

Baca Juga : L.O.V. E Yourself, hargailah dirimu sendiri ladies !
Ketika saya memutuskan untuk berhijab pun masih saja ada yang seperti itu, memang sih saya masih suka pake celana jeans. Bahkan kali itu saya merasa benar2 terhina, ketika seseorang berkata "Assalamualaikum.." sambil cengar cengir  gak jelas. Please atuh lah..ucapan salam aja dipake buat begituan. Kalo yang seperti ini biasanya masih saya jawab, sambil masang muka super jutek tanpa melihat ke orang tersebut dan terus berjalan jengkel. Hadeeh jadi dosa kan, jawab salam sambil muka ketus gitu >,<. Kadang ibu2 muda yang gendong anak aja masih di siul2in, macam burung. Woyy dia udah punya buntut ituu..masih aja di godain. Heran.

Bahkan dalam kasus yang lebih berat, catcalling bisa di sertai dengan memegang bagian tubuh kita secara paksa. Kalo ini sih keterlaluan banget, langsung teriak aja deh. Saya bukan ingin menakut - nakuti ya, tapi street harassment semacam ini sering banget terjadi. Bukan hanya di jalan raya, tapi juga di transportasi umum. Sudah sepatutnya kita sebagai seorang wanita berhati2 dalam segala kondisi.

Bisa saya tarik kesimpulan dari pengalaman ini, bahwa street harassment akan tetap ada no matter what and it's not about our outfit. Selama kita, korbannya tidak bereaksi apa2 (cuma diam gak tahu harus apa, tapi dalam hati marah), hal serupa akan tetap terjadi. Untuk korban catcalling, perlakuan ini tentu memberikan efek yang beragam. Ada yang takut, marah, malu bahkan ada yg cuek. Menurut saya yang cuek ini yang bahaya. Koq ya nrimo aja dilecehkan begitu.

andai bisa ganti arti istilahnya kaya gini...
Jadi ini saat yang tepat untuk "fight back". Kalo ada yang melakukan  ini ke kita lawan aja, biar pelaku tahu kalo kita gak nyaman, merasa terganggu dan gak suka di gituin. Saya bukan aktivis pembela hak2 wanita, saya cuma seorang warga biasa yang merasa terganggu dengan street harassment. Perihal nanti pelaku malah balik ngomong "Santai aja kali..kita becanda koq" sambil ngsih muka tengil, langsung balas aja "But, you act like a jerk..annoying, norak". Memang butuh keberanian, tapi kalo gak di coba hal yang sama akan terus berulang. Ini cuma sebagian kecil cara yang bisa kita lakukan untuk melawan, apapun caranya tetap utamakan keselamat kita. Mari lawan catcalling dan street harrasment  :).

Semoga bermanfaat.

~ 25 Januari 2017 ~