Tampilkan postingan dengan label Workshop. Tampilkan semua postingan

Belajar Membuat Dompet Kartu Bersama Kartini Blue Bird


Hai semuanya, ketemu lagi di postingan saya :D ini late post sih sebenarnya hahah. Kali ini saya mau sharing pengalaman membuat dompet kartu di event Weekend Creative Festival, yang di selenggarakan oleh Kartini Blue Bird. Jadi akhir pekan kemarin, saat yang lain malam mingguan saya ikutan event ini di Co & Co Space Bandung. Motivasinya sih biar weekend saya bermanfaat aja :D *gak ada yang nanya yah hahha. Selain itu tertarik juga dengan beberapa workshop yang diadakan, siapa tahu suatu hari nanti bisa bikin usaha.

Kartini Blue Bird ini semacam ibu2 Dharmawanita nya Blue Bird dan sering mengadakan acara serupa di kota yang berbeda. Eventnya kaya apa sih ? jadi, di weekend creative festival ini Kartini Blue Bird memberikan semacam workshop keterampilan untuk para peserta. Workshop yang diberikan pun macam2, ada pembuatan roti karakter yang super cute, leather crafting, dress making dan pembuatan reversible bag (tas yang bisa dipake bulak balik). Oia, acaranya diadakan selama 2 hari, jadi ada 2 kali workshop yang dilaksanakan pada satu hari. Saya mengikuti pelatihan pada hari Sabtu, tapi ngambil yang jadwal sore. Karena saya memang berminat pada pelatihan Leather Crafting yang diadakan pada sore hari. Dan pada hari itu kerajinan kulit yang dibuat adalah dompet kartu, yaeeay :).

Suasana Workshop Leather Crafting
Sore itu sambil hujan2an becek gak naek ojek :D, saya datang ke tempat pelaksanaannya. Ternyata disana sudah penuh oleh peserta *hampir gak kebagian tempat duduk. Gak lama, acara pun dimulai. Ibu Ayu *kalo gak salah, memberikan penjelasan peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kerajjinan dari kulit. Ternyata banyak juga loh yang harus di siapkan, nih saya kasih contekannya.

1. Kulit sapi sebagai bahan utama kerajinan, dapat dibeli di toko2 kulit.
2. Pola dari bahan mika, bisa diganti dengan koran namun untuk menghindari pola bergeser saat proses pemotongan lebih baik menggunakan mika.
3. Cutter, memotong dengan cutter akan menghasilkan permukaan yang lebih rapi.
4. Papan alas untuk memotong, bisa menggunakan kaca.
5. Whale Oil, digunakan untuk menggosok permukaan kulit agar lebih mengkilap.
6. Gum, inget yaa yang dimaksud bukan permen karet heheh. Tapi sejenis bahan kimia yang digunakan untuk melapisi pinggiran kulit agar lebih rapi.
7. Aduh saya gak tahu namanya, tapi alat ini digunakan sebagai alat bantu untuk membuat pinggiran kulit agar lebih rapi. Saya kasih gambar nya aja ya :D.
Alatnya terbuat dari kayu, yang seperti lem itu namanya gum
8. Lem, digunakan untuk menempelkan bagian2 kulit sebelum di jahit. Tujuannya agar potongan yang akan di jahit tidak lari kemana2.
9. Palu kayu dan alas, digunakan sebagai alat bantu untuk melubangi kulit agak proses menjahit lebih mudah.
10. Garpu, garpu yang digunakan merupakan garpu khusus untuk melubangi kulit.
11. Benang dan jarum untuk menjahit, jarum yang di gunakan merupakan jarum khusus untuk menjahit kulit.
12. Jangka, digunakan untuk mengukur jarak jahitan.
13. Amplas, digunakan untuk menghaluskan pinggiran kulit.
14. Kancing Magnet
Nah ngenalin peralatannya kan udah, langsung ke proses pembuatannya aja ya :D. Karena peralatan terbatas, jadi penggunaan papan alas, lem garpu, palu kayu, benang  dan jarum digunakan secara bergantian. Untungnya masing2 peserta mendapatkan 1 set pola kulit yang sudah di potong. Sayangnya lagi, banyak pola yang kurang rapi saat pemotongan. Yaa udahlah terima aja :). Tahap pertama yang dilakukan adalah menggosok permukaan kulit menggunakan Whale Oil. Menggosoknya lumayan juga ternyata, harus pake tenaga apalagi saat mengelapnya dengan tissu. Pokoknya sampe kulitnya mengkilap tapi gak licin butuh waktu dan tenaga yang lumayan.

Pola untuk dompet kartu
Whale Oil untuk menggosok
narsis dikit boleh lah :D
Setelah mulai pegel dan tentunya pola kulit sudah cukup mengkilap, proses selanjutnya adalah menghaluskan pinggiran pola dengan menggunakan gum dan alat yang terbuat dari kayu tadi. Cara nya, oleskan dulu gum secukupnya kemudian lakukan gerakan seperti menyisir. Usahakan satu arah ya menyisirnya. Lakukan sampai pinggiran dirasa sudah rapi dan tidak kaku. Oia, lakukan pada ketiga pola yang sama ya.

Begini cara mengunakannya
Tahap berikutnya adalah menempel pinggiran kulit menggunakan lem. Tapi harus hati2 banget nih menggunakan lem nya. Pake nya tipis2 aja ya, supaya gak beleberan ke luar dan hasilnya rapi. Setelah itu baru deh di capit menggunakan capitan baju. Tujuannya agar lem menempel dengan kuat.

Mbak nya sedang menggunakan lem
Abaikan meja yang berantakan
Take a breath pemirsa prosesnya masih panjang :D *fiuuuh. Kemudian ukur jarak pada jangka sebesar 4mm. Setelah itu baru gunakan jangka pada kulit. Tarik jangka dengan kuat sehingga membentuk sebuah garis di kulit. Ini juga butuh tenaga karena kulitnya cukup tebal, untuk membuat garis agar terlihat jelas butuh perjuangan. Selain untuk mengukur jarak jahitan, pembuatan garis dengan jangka juga berfungsi untuk mempermudah saat proses melubangi nanti. Jadi saat melubangi kulit, garis tersebut akan menjadi semacam panduan agar tidak mengkol2 alias tetap lurus. Hanya saja karena pola yang saya dapat kurang rapi, jadi penggunaan jangka dan jarak yang di hasilkan tidak begitu bagus :(.

Jangka yang digunakan
lagi serius bikin garis :D
Jika bagian yang akan dijahit sudah diberi garis, proses selanjutnya adalah memberi tanda dengan garpu. Tanda ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mempermudah saat proses melubangi, biar rapi aja sih. Setelah di tandai, baru deh di lubangi menggunakan garpu dan palu kayu. Menurut saya ini proses yang menguras tenaga banget, karena kulitnya keras dan lubang yang dihasilkan harus benar2 menembus ke sisi sebaliknya. Pantesan aja pengrajin kulit kebanyakan para Bapak, ternyata tenaga yang dibutuhkan bener2 banyak. Sampe lemes saya ngelubangin dompet kartu yang ukurannya segitu doank, apalagi bikin tas. Capcay adeek bang :(.

menandai kulit untuk di lubangi
saya sedang melubangi kulit
kulit yang sudah dilubangi
Ketika tenaga hampir habis, apa daya prakarya masih setengah jadi. Sambil mengumpulkan tenaga, saya di ajari oleh Ibu instuktur bagaimana cara memasukan benang ke dalam jarum. Jadi satu utas benang masing2 ujungnya diberi jarum, saya pikir teknik menjahitnya pun hampir sama dengan menjahit sol sepatu. Ternyata meskipun sudah di lubangi, proses menjahitnya tidak semudah yang saya bayangkan. Selain teknik menjahit yang menurut saya agak ribet, ternyata lubang yang dihasilkan masih sedikit kecil jadi benangnya susah untuk ditarik. Setelah sekian lama menjahit dan beberapa kali salah tarik, akhirnya dompet saya selesai di jahit juga walaupun hasilnya gak rapi.

Masih setengah jadi
Hasil jahitannya gak rapi :(
Apakah prosesnya sudah selesai? ternyata belum saudara2. Masih harus di pasangi kancing magnet, di amplas kemudian di beri gum lagi. Nyaris menyerah saya :D. Tapi sayang ya kalo harus give up pas tahap ini. Untungnya untuk proses pemasangan kancing magnet, para peserta tidak melakukan nya sendiri tetapi di pasangkan oleh Ibu pengajar. Setelah itu baru deh di amplas pinggirannya. Tujuannya agar bagian yang kurang rapi dapat terkikis, dan lagi2 butuh tenaga. Hadeeuh pantesan pengrajin kulit rata2 para Bapak, ternyata pembuatannya memang cukup panjang dan melelahkan.

Proses pemasangan kancing magnet
proses pengikisan dengan amplas
Dan yang terakhir adalah melapisi pinggiran dompet menggunakan gum, untuk selanjutnya di haluskan lagi menggunakan alat kayu tadi. Proses ini dilakukan secara berulang2 sampai pinggiran kulit dirasa cukup halus. Akhirnya jadi juga heheh. Seneng deh rasa, meskipun bikinya cape dan lama tapi puas karena buatan sendiri.

Ini dia hasilnya, terharu
sempet foto2 juga buat kenang2an :D
Alhamdulilah, ada ilmu baru lagi yang saya dapat. Bermafaat banget deh event2 yang kaya gini, gak nyesel datang ke acara ini. Kalo punya waktu luang lebih baik dimanfaatkan untuk belajar hal2 baru. Gak rugi deh.  Ini weekend ku, mana weekend mu?

~ 11 November 2016 ~

#PadiMeetup, Pelatihan Membaca dan Menulis Review


Minggu 29/04/16 saya menghadiri event #PadiMeetup yang diselenggarakan di Plasa Telkom Group Lembong. Sebetulnya hari itu saya berniat pergi ke event Hotaru (festival kebudayaan Jepang yang di adakan di ITB), namun ternyata beberapa hari sebelumnya saya malah tertarik untuk mengikuti acara #PadiMeetup yang di infokan melalui email. Tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar setelah memilih 1 judul buku yang terbitan Balai Pustaka yang sudah dibaca. Sebetulnya saya belum pernah membaca buku - buku terbitan BP, kecuali buku pelajaran waktu jaman sekolah dulu. Setelah menimbang dan memutuskan :p, akhirnya pilihan saya jatuh pada novel karya Abdul Muis yang berjudul Salah Asuhan. Awalnya saya tertarik dari judul buku tersebut, saya kira isi buku ini tentu masih relevan dengan kondisi sosial saat ini. Tapi setelah di buka, bahasanya bro..melayu formal cyin pusing jadinya :)) karena harus benar di pahami maksud kalimatnya. Skip..

#PadiMeetup sendiri adalah Workshop Pustaka Digital (Padi) yang di selenggarakan berkat kerja sama Telkom Indonesia dengan IBC, Nulisbuku.com, Zettamedia dan Storial.co. Sebetulnya acara ini juga merupakan launching aplikasi Padi itu sendiri. Padi atau pustaka digital merupakan aplikasi yang disediakan Telkom untuk membaca ebook.

Padi dapat di buka via Web atau Gadget
Sebagai orang yang malang melintang dalam dunia perIT'an (aseeek :P), menurut saya aplikasi ini belum cukup matang untuk bisa launching ke publik. Masih banyak bugs dan perbaikan lain yang harus di perbaiki. Ini opini pribadi maaf loh ya :)

Selain launching aplikasi padi, event ini juga seru banget. Ada juga pelatihan membaca dan menulis. Sebagai narasumber dalam pelatihan membaca adalah Mbak Ollie, beliau adalah Chief Content Officer di ZetttaMedia.id. Jangan bayangkan ini pelatihan membaca seperti anak TK yah. Bukan, bukan sama sekali. Beliau menjelaskan teknik membaca cepat untuk membaca buku. Ada teknik scanning, ada teknik membaca menggunakan pola S dan Z, teknik membaca dengan batas kolom dengan garis imajinasi dan membaca menggunakan jari telunjuk. Setelah di coba, saya pusing pemirsa hahhah balik ke teknik konvensional aja deh :D.

Mbak Ollie narasumber dalam pelatihan membaca
Narasumber selanjutnya adalah Mbak Feby Indirani, beliau adalah seorang Writer dan Journalist. Beliau bertanggung jawab untuk memberikan ilmu mengenai penulisan sebuah review. Ternyata menulis review tidak bisa sembarangan, ada kaidah - kaidah tertentu juga yang harus di perhatikan. Menulis review buku non fiksi dan buku fiksi juga berbeda loh tekniknya. Berikut ini tips yang beliau bagikan :
1. Sebelum mereview, pilihlah buku yang sesuai dengan bidang atau minat kita untuk di ulas.
2. Harap di catat, mereview bukan menulis atau menceritakan ulang buku yang sudah kita baca. Artinya tidak harus semua detail kita cantumkan dalam review.
3. Hati - hati dengan spoiler.
4. Membaca buku tersebut sampai tuntas.
5. Temukan gagasan utama disetiap paragraf atau bab nya.
6. Membuat kerangka tulisan.

Mbak Feby, sedang menjelaskan teknik menulis review
Nah gimana, ribet - ribet seru kan :D. Oia, di event ini saya bertemu lagi dengan beberapa rekan dari Blogger Bandung. Sebelahan banget dengan Mbak Lendy, pas duduk dengan pede nya saya tanya "dari Blogger Bandung yah? ibujerapah.com kan ?" kemudian di jawab "Bukan, kalau ibujerapah.com Mbak Dessy". Kemudian saya senyum sambil nahan malu. Maafkan ke sotoyan saya Mbak Lendy :) sekarang gak salah lagi koq. Mudah - mudahan.

Isi Goodie bag dari evet #PadiMeetup, Laptop tidak termasuk :P
Dalam event ini juga ada sosialisasi Book Review Competition loh. Bagi yang ingin berpartisipasi bisa membaca info lengkapnya disini. Semoga info ini bermanfaat :)

Keseruan #RoadBlog Bandung


Sabtu pekan kemarin (14/05/16), saya mendapat kesempatan untuk menghadiri event akbar yang bertajuk Excite Indonesia RoadBlog 10 Cities. Kebetulan saya baru bergabung dengan komunitas Blooger Bandung, sehingga saat admin mengumumkan acara ini tanpa berpikir panjang langsung mendaftarkan diri. Beberapa hari kemudian, saya mendapat email yang menyatakan bahwa saya terpilih sebagai salah satu peserta. Asiiik :D

Kemudian saat hari pelaksanaa, perasaan saya jadi campur aduk antara excited, deg – degan sampai perasaan jiper alias ngeper. Kenapa ? karena saya benar – benar sangat baru dalam dunia bloging, sedangkan peserta yang lain sepertinya sudah malang melintang cukup lama dalam kancah perblogingan.

#RoadBlog Bandung (14/05/2016)
Acara #RoadBlog ini di laksanakan hampir seharian, dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB serta di dukung oleh Traveloka, Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF), Pegadaian dan Bank Sinarmas. Selain itu acaranya bertabur hadiah banget loh, dari acara mulai sampai selesai ada saja hadiah yang dibagikan pada peserta yang beruntung. Mengambil tempat di hotel Best Western Premier La Grande Bandung, akses menuju lokasi sangat mudah karena terletak di pusat kota lebih tepatnya di seberang BIP.

Sampai disana sekitar pukul 7.35 WIB, saya sempat bingung karena kebetulan hari itu ada 2 event lain yang sama – sama di laksanakan di hotel itu. Setelah bertanya kepada petugas hotel akhirnya saya sampai di TKP, gak jadi nyasar deh :p. Saat saya memasuki ruangan, hanya ada beberapa peserta yang baru datang kalau tidak salah Mbak Dessy Natalia (ibujerapah.com) dan Mas Agung (maaf lupa nama blognya :)v).

Daftar Acara
Setelah peserta lain datang, acara pun di mulai. Event ini di pandu oleh Mas Raja Lubis serta dibuka oleh performance dari duo RRC (Republik Rakyat Cisitu :D). Ada yang menarik bagi saya, yaitu alat musik yang di gunakan oleh duo RRC. Alat musik tabuh itu mirip kendi yang biasa saya lihat. Ternyata menurut penjelasan mereka, alat musik tersebut berasal dari Nigeria dan disebut Udu. Unik yaa..
 

Duo RRC, lengkap dengan alat musik unik 'Udu'
Dilanjutkan dengan sambutan dari Bang Aswi sebagai ketua Blogger Bandung, lalu di susul oleh sambutan dari Mas Aldy Teren Putra perwakilan dari Excite. Sebelum sesi 1 dimulai, ada selingan acara dulu nih "Coffee Break". Akhirnya :D. Baiklah, mari lanjut ke acara inti. Sesi pertama seminar ini diisi oleh Bpk. Doddy Budiatman dari Lembaga Sensor Film (LSF), Mas Barry Angga dari Traveloka dan Bpk. Nur Hasan dari Pegadaian.
Narasumber pada sesi 1 #RoadBlog Bandung
Pak Doddy Budiatman menjelaskan apa itu LSF, fungsi lembaganya, lengkap dengan landasan hukum yang mendasari LSF ini. Untuk teman - teman yang ingin mengetahui lebih lanjut, bisa mengujungi Link ini. Berdasarkan penuturun beliau, saat ini LSF tidak melakukan pemotongan dan pengurangan adegan lagi. Proses sensor dilakukan secara mandiri, artinya para sineas perfilman diminta untuk membuat naskah skenario sesuai dengan peraturan dan budaya masyarakat Indonesia. Sehingga pemotongan dan pengurangan adegan dapat dihindari. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa pekerjaan LSF ini tidak mudah. Selalu ada pro kontra dalam setiap prosesnya, misal LSF melakukan sensor pada film A dan melakukan protes terhadap salah satu adegan di film tersebut, sang Sutradara merasa tidak melakukan pelanggaran apapun karena ia menganggap adegan tersebut merupakan bagian dari seni. Nah hal ini cukup berat menurut saya, satu sisi LSF ingin memberikan film yang berkualitas dan layak tonton bagi masyarakat sedangkan disisi lain LSF seringkali dianggap memasung kreatifitas insan perfilman. Hmm..jadi bingung deh.

Dilanjut oleh narasumber berikutnya yaitu Mas Barry Angga dari Traveloka. Mas Barry menceritakan awal berdirinya Traveloka. Dalam penjelasannya beliau juga menyisipkan beberapa iklan Traveloka yang membuat peserta tertawa. Oia dalam event ini Traveloka juga membagikan voucher diskon loh, lumayan :P

Mas Barry 'Traveloka' sebagai narasumber di #RoadBlog Bandung
Selanjutnya narasumber dari Pegadaian yaitu Bpk. Nur Hasan. Kebetulan banget nih, sebetulnya saya sangat tertarik dengan tabungan emas dari pegadaian. Beberapa teman saya sudah terlebih dulu membuka rekening tabungan emas ini. Tapi koq saya masih belum paham dengan systemnya, padahal  mereka sudah menjelaskan :P. Tabung emas sendiri adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Tabungan emas ini cocok untuk kita yang ingin berinvestasi emas tetapi khawatir fisik emas tersebut hilang. Oia saya sempat bertanya kepada beliau mengenai perbedaan membeli emas baru dengan emas hasil lelang. Jadi, jika kita membeli emas baru kita bisa menjual lagi emas tersebut seharga dengan saat kita membeli emas. Artinya meskipun ada pengurangan harga saat menjual, harganya tidak terlalu jauh dari saat kita membeli emas. Dengan catatan kita menjual lagi emas tersebut ke Pegadaian. Sedangkan jika kita membeli emas hasil lelang, emas tersebut tidak dapat di jual lagi ke Pegadaian. Tentunya harga beli emas baru dan emas lelang akan berbeda. Sesi pertama pun selesai, acara selanjutnya isoma. Peserta dipersilakan untuk makan dan sholat.

Suasana Makan Siang Acara #RoadBlog Bandung
Selesai isoma, acara dilanjutkan kembali. Sebelum memulai sesi 2 ada acara hiburan dulu nih, kali ini Mas Aldy menunjukan kebolehannya dalam dunia persilatan persulapan. Ada 3 orang peserta yang berpartisipasi dalam 'show' Mas Aldy ini yaitu, Mas Hilman, Mbak Winda dan Teh Yuli. Konsep sulapnya bukan seperti Pak Tarno yang prok prok jadi apa prok prok :p, pertunjukan Mas Aldy ini lebih ke arah membaca/menebak pikiran kita. Partisipan diberi pertanyaan berbeda - beda kemudian diminta untuk menuliskan jawaban tersebut ke dalam kertas, jawaban mereka nantinya akan di tebak oleh Mas Aldy.

Mas Aldy sedang menebak jawaban Mbak Winda
Lanjut sesi ke 2, kali ini ada 2 narasumber yaitu Mas Sunjaya dari Bank Sinarmas dan Mbak Ani dari Genflix. Mas Sunjaya menjelaskan mengenai tabungan online, dari penjelasan beliau saya jadi mengetahui betapa mudahnya membuka tabungan online. Kita tinggal buka website mereka terus pilih menu tabungan online. Cocok deh buat kita yang males ngantri di Bank untuk buka rekening. Sedangkan Mbak Ani menjelaskan apa itu Genflix. Nah, bagi yang belum tahu apa itu Genflix bisa berkunjung ke sini. Genflix ini keren banget, kita bisa menonton film, liga Eropa sampai anime. Selain itu untuk film luar, sudah dilengkapi subtitle. Makin asik aja nih nontonnya.

Nah, akhirny acara yang di tunggu datang juga. Kali ini pembicaranya Bang Aswi dan Kang Argun. Sebelum berbagi tips menulis, Bang Aswi memutarkan sebuah lagu dari seorang penyanyi asal Jepang Yui *ternyata beliau terinspirasi dari Yui :). Menurut Bang Aswi agar konsiten menulis dibutuhkan target atau schedulling menulis untuk diri kita sendiri. Misal target kita 2 kali menulis dalam seminggu, 3 kali dalam sebulan dan seterusnya. Jujur ini saya rasakan sendiri, konsistensi dan komitmen untuk tetap menulis itu berat. Kemudian dilanjut dengan pembahasan mengenai SEO dari Kang Argun. Yang saya tahu SEO itu proses untuk mengindex website kita agar dapat ditelusuri oleh Google. Tapi ternyata dalam prakteknya rempong banget dan butuh waktu. Padahal dengan background saya yang lulusan teknik informatika, SEO ini harusnya sudah saya mengerti tapi ternyata masih ngblank juga :D.

Akhirnya sampai di penghujung rindu acara. Seharian dalam ruangan seminar tidak membuat saya bosan, malah seharian terasa cepet banget. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari event ini, selain itu teman blogger pun jadi bertambah. Terimakasih untuk komunitas Blogger Bandung, untuk kesempatan yang langka ini. Mudah - mudahan bisa hadir di event selanjutnya :)