Curhat Random : Tentang Pernikahan
(Sumber : http://98five.com) |
Kapan nikah ? loh koq sendirian aja, mana gandengannya ? ga malu apa sama temen2 yang sudah nikah, nanti kamu jadi perawan tua loh ? jangan terlalu fokus kerja donk, kan umur kamu sudah cukup matang ! bla..bla..bla
Begitulah deratan pertanyaan yang sering
mampir saat saya bertemu dengan teman atau kerabat. Ada saja celah untuk
menanyakan hal2 tersebut di atas, padahal saya sudah mengeluarkan segala jurus
agar terhindar dari pertanyaan2 tersebut. Agak jengkel sih saat ada yang
menanyakan hal2 tersebut, tapi ya mau bagaimana lagi masa saya harus marah2
kepada si penanya. Jadilah hanya sebuah senyum dan kalimat “Doakan saja
mudah2an secepatnya” yang meluncur dari bibir saya.
Saya sadari memang berdasarkan usia, saya termasuk
dalam kategori yang sudah cukup untuk menikah. Tapi menikah kan tidak segampang
itu, tidak serta merta karena usia kita sudah cukup lantas memutuskan untuk menikah.
Kesannya jadi terburu2. Siapa sih wanita di dunia ini yang tidak mau menikah?
Menurut saya semua orang pasti ingin menikah. Toh manusia memang makhluk
sosial, pasti membutuhkan orang lain kan apalagi teman seumur hidup. Kembali
lagi pada fakta bahwa menikah itu tidak mudah, banyak hal yang menurut saya
harus di persiapkan. Mulai dari urusan mental, dana untuk resepsi sampai
perkara bagaimana nanti kehidupan kita setelah menikah. Mungkin sebagian orang
berpendapat bahwa saya terlalu ribet sampai hal2 seperti itu dipikirkan juga.
Saya hanya tidak ingin membina rumah tangga dengan tergesa2 dan kurang
persiapan.
Oia, menikah itu merupakan tanggung jawab.
Tanggung jawab terhadap Tuhan, tanggung jawab terhadap keluarga dan tanggung
jawab terhadap diri sendiri serta pasangan. Apalagi menikah itu bukan hanya 2
orang yang bersatu, tetapi keluarga besar dari 2 orang itu juga ikut di
persatukan. Jadi jika saya memutuskan untuk menikah, saya tidak ingin
menjadikan pernikahan itu sebagai lelucon. Hidup itu hanya sekali, begitupun
menikah. Setidaknya inilah pernyataan mendasar yang saya tekankan sebelum akhirnya
memutuskan untuk menikah. Saya akui, kadang2 saya merasa iri saat mendengar kabar
bahwa teman saya akan menikah. I’m so glad to hear that, tapi entah kenapa ada
sekelumit pikiran tak nyaman saat mendengarnya. Bukan karena perkara dilangkahi
teman. Ini lebih kepada perasaan saya terhadap pernikahan itu sendiri. Jujur
sebagai seorang perempuan saya pun khawatir, karena kita perempuan memiliki
“Expired age”. Apalagi pandangan mayoritas orang Indonesia, yang menyatakan bahwa wanita yang belum
menikah pada umur sekian lantas dikatakan sebagai perawan tua. Stigma yang
seperti itulah yang menjadi beban. Kadang saya ingin tahu, apakah ada wanita
lain yang seumuran saya merasa terbebani juga dengan stigma tersebut ?
But marriage is not a race, not at all !
Menikah itu bukan masalah cepat2an. Hanya saja
mungkin mental saya yang belum cukup siap untuk membina rumah tangga. Kadang2
saya masih ingin pergi kesana kemari, tak jarang malah uring2an karena teman
menikah (labil yah :))). Tapi ya itu tadi, saya belum cukup siap untuk menikah.
Pernah suatu kali guru ngaji saya menanyakan perkara ini. Menurutnya menikah
itu hal yang baik, sebaiknya disegerakan. Apalagi saya sudah memiliki calon.
Perkataan guru ngaji tersebut memang benar, menikah itu perkara mulia yang menjauhkan
kita dari fitnah dan zina. Tapi ya kembali lagi pada kesiapan individu. Saya
tidak merisaukan tentang pekerjaan atau persoalan rejeki setelah menikah. Saya
percaya dan yakin bahwa Tuhan telah menjamin kecukupan rejeki untuk saya dan
pasangan.
Semua perkara yang berkaitan dengan menikah
dan berumah tangga tak lepas dari yang namanya jodoh. Ya JODOH. Kalau pun saya
sudah memiliki calon dan sudah siap untuk menikah, tapi jika Tuhan berkata
belum saatnya, saya bisa apa ! Memaksa pun, kalau memang belum waktunya yaa
pasti akan selalu ada rintangan. Intinya saya tidak ingin menikah karena latah
melihat orang lain juga menikah. Keinginan untuk membina rumah tangga pasti ada
dan sudah ada. Hanya saja mungkin belum saatnya. Saya ingin menikah jika saya
sudah benar2 siap dan sudah memahami segala konsekuensi yang ditimbulkan.
Kesimpulan : Please untuk anda2 diluar sana
yang sering bertanya kapan nikah dsb, pikirkan lah perasaan kami sebelum
bertanya. Bukannya kami tidak ingin menikah, hanya saja mungkin ada beberapa
pertimbangan pribadi sehingga kami memutuskan BELUM mau menikah. Daripada
bertanya macam2 dan akhirnya membuat jengkel, lebih baik doakan kami agar
segera siap lahir batin dan dimudahkan segala urusannya. Percayalah kami pun
ingin seperti anda2 membangun rumah tangga, hanya saja mungkin belum saatnya :)
Note : Tulisan ini hanya opini pribadi saya.
Mohon maaf apabila ada yang tidak sependapat :)
Nice Blog
BalasHapusTerima kasih :)
Hapus