Curhat Random : Tentang Pernikahan

November 10, 2015 Dini 2 Comments


(Sumber : http://98five.com)

Kapan nikah ? loh koq sendirian aja, mana gandengannya ? ga malu apa sama temen2 yang sudah nikah, nanti kamu jadi perawan tua loh ? jangan terlalu fokus kerja donk, kan umur kamu sudah cukup matang ! bla..bla..bla

Begitulah deratan pertanyaan yang sering mampir saat saya bertemu dengan teman atau kerabat. Ada saja celah untuk menanyakan hal2 tersebut di atas, padahal saya sudah mengeluarkan segala jurus agar terhindar dari pertanyaan2 tersebut. Agak jengkel sih saat ada yang menanyakan hal2 tersebut, tapi ya mau bagaimana lagi masa saya harus marah2 kepada si penanya. Jadilah hanya sebuah senyum dan kalimat “Doakan saja mudah2an secepatnya” yang meluncur dari bibir saya.

Saya sadari memang berdasarkan usia, saya termasuk dalam kategori yang sudah cukup untuk menikah. Tapi menikah kan tidak segampang itu, tidak serta merta karena usia kita sudah cukup lantas memutuskan untuk menikah. Kesannya jadi terburu2. Siapa sih wanita di dunia ini yang tidak mau menikah? Menurut saya semua orang pasti ingin menikah. Toh manusia memang makhluk sosial, pasti membutuhkan orang lain kan apalagi teman seumur hidup. Kembali lagi pada fakta bahwa menikah itu tidak mudah, banyak hal yang menurut saya harus di persiapkan. Mulai dari urusan mental, dana untuk resepsi sampai perkara bagaimana nanti kehidupan kita setelah menikah. Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa saya terlalu ribet sampai hal2 seperti itu dipikirkan juga. Saya hanya tidak ingin membina rumah tangga dengan tergesa2 dan kurang persiapan.

Oia, menikah itu merupakan tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap Tuhan, tanggung jawab terhadap keluarga dan tanggung jawab terhadap diri sendiri serta pasangan. Apalagi menikah itu bukan hanya 2 orang yang bersatu, tetapi keluarga besar dari 2 orang itu juga ikut di persatukan. Jadi jika saya memutuskan untuk menikah, saya tidak ingin menjadikan pernikahan itu sebagai lelucon. Hidup itu hanya sekali, begitupun menikah. Setidaknya inilah pernyataan mendasar yang saya tekankan sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Saya akui, kadang2 saya merasa iri saat mendengar kabar bahwa teman saya akan menikah. I’m so glad to hear that, tapi entah kenapa ada sekelumit pikiran tak nyaman saat mendengarnya. Bukan karena perkara dilangkahi teman. Ini lebih kepada perasaan saya terhadap pernikahan itu sendiri. Jujur sebagai seorang perempuan saya pun khawatir, karena kita perempuan memiliki “Expired age”. Apalagi pandangan mayoritas orang Indonesia,  yang menyatakan bahwa wanita yang belum menikah pada umur sekian lantas dikatakan sebagai perawan tua. Stigma yang seperti itulah yang menjadi beban. Kadang saya ingin tahu, apakah ada wanita lain yang seumuran saya merasa terbebani juga dengan stigma tersebut ?

 But marriage is not a race, not at all !

Menikah itu bukan masalah cepat2an. Hanya saja mungkin mental saya yang belum cukup siap untuk membina rumah tangga. Kadang2 saya masih ingin pergi kesana kemari, tak jarang malah uring2an karena teman menikah (labil yah :))). Tapi ya itu tadi, saya belum cukup siap untuk menikah. Pernah suatu kali guru ngaji saya menanyakan perkara ini. Menurutnya menikah itu hal yang baik, sebaiknya disegerakan. Apalagi saya sudah memiliki calon. Perkataan guru ngaji tersebut memang benar, menikah itu perkara mulia yang menjauhkan kita dari fitnah dan zina. Tapi ya kembali lagi pada kesiapan individu. Saya tidak merisaukan tentang pekerjaan atau persoalan rejeki setelah menikah. Saya percaya dan yakin bahwa Tuhan telah menjamin kecukupan rejeki untuk saya dan pasangan. 

Semua perkara yang berkaitan dengan menikah dan berumah tangga tak lepas dari yang namanya jodoh. Ya JODOH. Kalau pun saya sudah memiliki calon dan sudah siap untuk menikah, tapi jika Tuhan berkata belum saatnya, saya bisa apa ! Memaksa pun, kalau memang belum waktunya yaa pasti akan selalu ada rintangan. Intinya saya tidak ingin menikah karena latah melihat orang lain juga menikah. Keinginan untuk membina rumah tangga pasti ada dan sudah ada. Hanya saja mungkin belum saatnya. Saya ingin menikah jika saya sudah benar2 siap dan sudah memahami segala konsekuensi yang ditimbulkan.

Kesimpulan : Please untuk anda2 diluar sana yang sering bertanya kapan nikah dsb, pikirkan lah perasaan kami sebelum bertanya. Bukannya kami tidak ingin menikah, hanya saja mungkin ada beberapa pertimbangan pribadi sehingga kami memutuskan BELUM mau menikah. Daripada bertanya macam2 dan akhirnya membuat jengkel, lebih baik doakan kami agar segera siap lahir batin dan dimudahkan segala urusannya. Percayalah kami pun ingin seperti anda2 membangun rumah tangga, hanya saja mungkin belum saatnya :)

Note : Tulisan ini hanya opini pribadi saya. Mohon maaf apabila ada yang tidak sependapat :)

You Might Also Like

2 komentar: