Pusing, Akibat Kadar Gula Darah Rendah


Saat libur akhir pekan biasanya saya habiskan untuk bersantai ria saja dikosan. Entah kenapa saya lebih suka berdiam diri di dalam kamar, daripada harus macet - macetan di jalan. Tapi keesokan harinya saat bangun tidur, kepala saya terasa pusing seperti melayang. Berjalan lurus pun akhirnya malah nyerempet2 tembok juga :'(. What's wrong with me ? Akhirnya seharian itu saya hanya tiduran saja. Karena selain pusing badan saya juga terasa lemas. Sebelumnya gejala yang sama pernah saya alami juga, tapi setelah saya bawa tidur biasanya akan kembali pulih. Tapi kali ini sedikit berbeda, setelah tidur pun kepala saya masih terasa berputar dan badan lemas. huhuhu :(. Seorang teman akhirnya berinisiatif membuatkan teh manis untuk saya, dia pikir saya kekurangan darah. Alhamdulilah setelah meminum teh manis kondisi saya membaik. Namun, Senin pagi saat saya bangun tidur pusing itu datang lagi :'(. Saya putuskan untuk izin dari kantor dan pergi ke dokter.

Singkat cerita akhirnya saya mendatangi dokter di salah satu puskesmas, karena pertimbangan saya puskesmas tersebut tidak terlalu jauh. Setelah dipanggil oleh dokter, saya pun menceritakan kondisi saya. Saya bercerita dengan detail bahwa kepala saya pusing dan seperti melayang disertai dengan badan yang lemas. Dokter pun kemudian memeriksa tensi darah dan kelopak mata saya. Beliau kemudian menjelaskan bahwa tensi darah saya normal dan tidak ada gejala anemia. Kemudian dokter menanyakan kebiasaan makan saya, beliau bertanya apakah saya cukup sering mengkonsumsi makanan manis. Saya langsung menjawab, saya tidak terlalu suka makanan manis (karena saya sendiri sudah manis :))). Dokter menyimpulkan jika saya "sepertinya" kekurangan gula darah atau hipoglikemia. Kenapa saya bilang "sepertinya" ? karena saat itu dokter tidak mengecek kadar gula darah saya, hanya menebak saja. Yah, mungkin karena saya ketemu dokternya di puskesmas, jadi pemeriksaannya pun super ngebut :p. Akhirnya saya hanya berusaha mempercayai diagnosa dokter tersebut.

dok : medkes.com
Jujur, saya sendiri baru sekarang ini mengetahui ada penyakit yang disebabkan karena kadar gula darah yang rendah. Setelah membaca dari beberapa sumber di internet, berikut ini beberapa penjelasan penting mengenai hipoglikemia :

Apa itu hipoglikemia ?
Hipoglikemia adalah jumlah kadar gula darah yang rendah di tubuh. Angkanya bisa dibawah 70 mg/dL, maka akan merasa lemas, pusing, pucat, gemetaran dll. Kekuatan fisik akan menurun. Gula darah itu diperlukan di tubuh karena dia sebagai bahan bakar sel, jika terlalu rendah akan membuat lemas, begitu juga jika terlalu tinggi akan menyebabkan "penyakit gula" atau diabetes. (sumber)

Penyebab hipoglikemia ?
Gula darah rendah (hipoglikemia) banyak terjadi pada mereka yang kurang konsumsi buah-buahan manis, kurang oleh raga dan kurang terkena sinar matahari. Fisik orang yang mengalami gula darah rendah sangat lemas, pucat dan banyak merasa pusing. Jika ini terjadi dimasa tua, misal usia atas 50, maka jika tidak cepat ditangani akan mengakibatkan penyakit lainya.(sumber)

Selain itu, hipoglikemia juga dapat di sebabkan oleh hal2 berikut ini : (sumber)
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas.
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

Gejala yang umumnya terjadi pada Hipoglikemia (dok : lpkeperawatan.blogspot.com)

Adakah kategori (jenis2) hipoglikemia ?
Ada, secara umum hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat. Sedangkan hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat dapat dibagi lagi menjadi :
1. Hipoglikemia karena puasa. Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah.
2. Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat. (sumber)

** saya ingat, hari itu saya tidak makan nasi sama sekali. Hanya mengkonsumsi makanan berkarbohidrat yang berasal dari tepung2an. Apa mungkin karena itu ? atau sebaliknya? karena saya terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat ? entahlah.

Lalu, bagaimana mengobati hipoglikemia ?
Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula, atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. (sumber)

Jadi, gula darah ternyata memiliki peranan penting dalam metabolisme kita. Karena gula darah berfungsi sebagai bahan bakar yang akan mengeluarkan energi. Kebayangkankan jika gula darahnya kurang, badan akan terasa lemas karena tidak memiliki energi. Tapi, kadar gula darah juga tidak boleh melebihi batas normal, nanti malah jadi diabetes. Ya intinya sih harus seimbang, tidak kurang tidak lebih. So, keep healty yah :)

Semoga tulisan ini bermanfaat.


Berkenalan dengan Google Webmaster #1

Bagi anda yang mungkin baru membuat sebuah situs atau hanya sekedar blog pribadi, pasti bertanya2 bagaimana sih caranya agar laman kita di kunjungin banyak pemirsa ? Nah hal itu juga yang saya tanyakan kepada si mbah Google. Biasanya pemirsa (pembaca) hanya mengetikan suatu kata kunci, lalu mesin pencari akan menampilkan hasil penelusuran yang relevan dengan kata kunci tadi. Tapi ketika saya mencoba mencari salah satu artikel yang sudah saya buat, koq si mbah tidak menampilkan hasilnya yah ? Berangkat dari peristiwa itu, akhirnya saya mencari tahu penyebab mengapa artikel yang saya tulis tidak dikenali oleh si mbah. Ternyata eh ternyata, hal ini dikarenakan Google membutuhkan beberapa saat untuk dapat mengindex dan mengenali laman kita. Apalagi jika situs/blog kita benar2 baru "lahir". Namun, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membuat proses pengidentifikasian laman kita dengan lebih cepat.

Dari hasil browsing sana - sini, saya memutuskan untuk mencoba Google Webmaster. Apa itu Google Webmaster ? Google Webmaster adalah suatu alat/tools yang disediakan oleh Google guna memudahkan para pemilik situs/blog untuk melihat trafic, top search keyword dan hal2 lain mengenai kesehatan situs/blog, broken link atau error lainnya. Google Webmaster ini memang bukan produk keluaran anyar, namun bagi anda yang baru melahirkan sebuah situs/blog tentu belum cukup familiar dengan tool yang satu ini.
 
Source : Google.com
Selain menampilkan hal2 di atas dalam bentuk grafik, Google Webmaster juga menyediakan pengaturan guna mengoptimalkan hasil penelusuran di mesin pencariannya. Tool yang digunakan untuk mengatur hasil pencarian adalah Google Search Console. Anda bisa menggunakan fasilitas ini jika sudah mendaftarkan situs/blog anda disana. Oia, Google Webmaster ini bisa anda gunakan secara gratis asal sudah memiliki akun Google. Google Webmaster merupakan salah satu tools SEO (Search Engine Optimization) yang sering di gunakan. Perhatikan video ilustrasi mengenai Google Search Console di bawah ini :


Jadi, Google Search Console adalah bagian dari Google Webmaster. Jelas yah :D. Berdasarkan video diatas, kebayang kan manfaat dan fungsi dari Google Search Console ini. Jika anda ingin langsung mencoba, silakan klik disini untuk mengakses Google Webmaster. Mengenai fitur2 pada Google Search Console akan saya jelaskan pada postingan selanjutnya. Takut postingannya kepanjangan :D.

Semoga info ini berguna :).

Curhat Random : Tentang Pernikahan


(Sumber : http://98five.com)

Kapan nikah ? loh koq sendirian aja, mana gandengannya ? ga malu apa sama temen2 yang sudah nikah, nanti kamu jadi perawan tua loh ? jangan terlalu fokus kerja donk, kan umur kamu sudah cukup matang ! bla..bla..bla

Begitulah deratan pertanyaan yang sering mampir saat saya bertemu dengan teman atau kerabat. Ada saja celah untuk menanyakan hal2 tersebut di atas, padahal saya sudah mengeluarkan segala jurus agar terhindar dari pertanyaan2 tersebut. Agak jengkel sih saat ada yang menanyakan hal2 tersebut, tapi ya mau bagaimana lagi masa saya harus marah2 kepada si penanya. Jadilah hanya sebuah senyum dan kalimat “Doakan saja mudah2an secepatnya” yang meluncur dari bibir saya.

Saya sadari memang berdasarkan usia, saya termasuk dalam kategori yang sudah cukup untuk menikah. Tapi menikah kan tidak segampang itu, tidak serta merta karena usia kita sudah cukup lantas memutuskan untuk menikah. Kesannya jadi terburu2. Siapa sih wanita di dunia ini yang tidak mau menikah? Menurut saya semua orang pasti ingin menikah. Toh manusia memang makhluk sosial, pasti membutuhkan orang lain kan apalagi teman seumur hidup. Kembali lagi pada fakta bahwa menikah itu tidak mudah, banyak hal yang menurut saya harus di persiapkan. Mulai dari urusan mental, dana untuk resepsi sampai perkara bagaimana nanti kehidupan kita setelah menikah. Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa saya terlalu ribet sampai hal2 seperti itu dipikirkan juga. Saya hanya tidak ingin membina rumah tangga dengan tergesa2 dan kurang persiapan.

Oia, menikah itu merupakan tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap Tuhan, tanggung jawab terhadap keluarga dan tanggung jawab terhadap diri sendiri serta pasangan. Apalagi menikah itu bukan hanya 2 orang yang bersatu, tetapi keluarga besar dari 2 orang itu juga ikut di persatukan. Jadi jika saya memutuskan untuk menikah, saya tidak ingin menjadikan pernikahan itu sebagai lelucon. Hidup itu hanya sekali, begitupun menikah. Setidaknya inilah pernyataan mendasar yang saya tekankan sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Saya akui, kadang2 saya merasa iri saat mendengar kabar bahwa teman saya akan menikah. I’m so glad to hear that, tapi entah kenapa ada sekelumit pikiran tak nyaman saat mendengarnya. Bukan karena perkara dilangkahi teman. Ini lebih kepada perasaan saya terhadap pernikahan itu sendiri. Jujur sebagai seorang perempuan saya pun khawatir, karena kita perempuan memiliki “Expired age”. Apalagi pandangan mayoritas orang Indonesia,  yang menyatakan bahwa wanita yang belum menikah pada umur sekian lantas dikatakan sebagai perawan tua. Stigma yang seperti itulah yang menjadi beban. Kadang saya ingin tahu, apakah ada wanita lain yang seumuran saya merasa terbebani juga dengan stigma tersebut ?

 But marriage is not a race, not at all !

Menikah itu bukan masalah cepat2an. Hanya saja mungkin mental saya yang belum cukup siap untuk membina rumah tangga. Kadang2 saya masih ingin pergi kesana kemari, tak jarang malah uring2an karena teman menikah (labil yah :))). Tapi ya itu tadi, saya belum cukup siap untuk menikah. Pernah suatu kali guru ngaji saya menanyakan perkara ini. Menurutnya menikah itu hal yang baik, sebaiknya disegerakan. Apalagi saya sudah memiliki calon. Perkataan guru ngaji tersebut memang benar, menikah itu perkara mulia yang menjauhkan kita dari fitnah dan zina. Tapi ya kembali lagi pada kesiapan individu. Saya tidak merisaukan tentang pekerjaan atau persoalan rejeki setelah menikah. Saya percaya dan yakin bahwa Tuhan telah menjamin kecukupan rejeki untuk saya dan pasangan. 

Semua perkara yang berkaitan dengan menikah dan berumah tangga tak lepas dari yang namanya jodoh. Ya JODOH. Kalau pun saya sudah memiliki calon dan sudah siap untuk menikah, tapi jika Tuhan berkata belum saatnya, saya bisa apa ! Memaksa pun, kalau memang belum waktunya yaa pasti akan selalu ada rintangan. Intinya saya tidak ingin menikah karena latah melihat orang lain juga menikah. Keinginan untuk membina rumah tangga pasti ada dan sudah ada. Hanya saja mungkin belum saatnya. Saya ingin menikah jika saya sudah benar2 siap dan sudah memahami segala konsekuensi yang ditimbulkan.

Kesimpulan : Please untuk anda2 diluar sana yang sering bertanya kapan nikah dsb, pikirkan lah perasaan kami sebelum bertanya. Bukannya kami tidak ingin menikah, hanya saja mungkin ada beberapa pertimbangan pribadi sehingga kami memutuskan BELUM mau menikah. Daripada bertanya macam2 dan akhirnya membuat jengkel, lebih baik doakan kami agar segera siap lahir batin dan dimudahkan segala urusannya. Percayalah kami pun ingin seperti anda2 membangun rumah tangga, hanya saja mungkin belum saatnya :)

Note : Tulisan ini hanya opini pribadi saya. Mohon maaf apabila ada yang tidak sependapat :)

The Art Of Long Distance Relationship

Buat kamu, iyaa kamu.. :* (dok : newlovetimes.com)
Setiap orang yang memiliki pasangan pasti ingin selalu dekat dengan orang yang dicintainya tersebut, entah itu dalam suasana duka ataupun saat sedang berbahagia. Rasanya selalu ingin berbagi dengan someone special kita. Termasuk saya, ada saja hal2 yang ingin saya bagi atau mungkin ingin saya lakukan bersama pasangan (pacar maksudnya :D). Tapi tak semua orang bisa dan seberuntung mereka2 yang bisa tinggal 1 kota dengan pasangannya. Yah, kadang kala hidup ini ga semudah di FTV selalu saja ada batu kerikil. Seperti halnya dalam kehidupan asmara pasti ada juga hal2 yang bisa membuat hati sedikit lembek alias cengeng. Misalnya karena alasan pekerjaan jadilah sepasang orang yang di mabuk cinta ini tinggal berjauhan (hahah bahasanya :)))

Hampir 6 tahun saya menjadi pegiat di system asmara nan kompleks ini :D, 4 tahun dengan si X sekarang hampir 2 tahun saya lalui dengan D. Mudah2an D jadi yang terakhir. Amiin. Tak pernah terpikiran jika saya akan menjalin hubungan jarak jauh seperti ini. Dulu setelah kegagalan saya 4 tahun LDRan dan putus, saya sempat berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan menjalin cinta jarak jauh lagi. Trauma cinn :D. Tapi Tuhan punya cerita lain, akhirnya disini lah saya masuk dalam perputaran cinta jarak jauh kembali.

Menurut saya LDR itu gampang2 susah dan memiliki nilai seni serta keuntungan tersendiri. Susahnya ketika saya sedang kangen berat, saya cuma bisa melihat fotonya atau hanya sekedar mengirimkan pesan. Apalagi setiap saya pergi ke Mall dan ternyata hampir semua pengunjungnya membawa pasangan masing2, jadi makin baper deh :'(. Sedangkan nilai seninya adalah, seni mengelola perasaan kita untuk tetap mencintai pasangan meskipun dipisahkan oleh jarak. Tak bisa saya pungkiri godaan untuk menyerah dan berpaling pada yang lain pasti pernah terbersit dalam hati. Nah, justru hal ini lah yang membuat LDR menjadi semacam ujian kesetiaan untuk kita para pegiat LDR (semangaaat.. :D). Buat saya hal ini juga kadang mendatangkan keuntungan seperti misalnya, membuat kita lebih fokus pada kegiatan yang sedang kita lakukan dan tentunya terhindar dari hal2 yang berbau zina. Amit2.

Huhuhu :'( (dok : fitting-it-all-in.com)
Untuk menjaga dan mempertahankan keharmonisan kita dengan pasangan, selain dibutuhkan kesabaran yang luas tentunya dibutuhkan juga usaha yang menurut saya kadang terasa berat. Dibawah ini adalah tips and trick yang bisa anda lakukan jika sedang melakukan LDR. Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi yah hehhe :p.
1. Jaga Komunikasi dengan pasangan. Komunikasi adalah hal yang sangat fundamental dalam suatu hubungan (menurut saya). Bagaimana jadinya jika kita dan pasangan tidak memiliki kualitas komunikasi yang baik, jangankan untuk LDR mungkin yang tinggal berdekatan pun akan kesulitan jika komukasinya terkendala. Karena itu sebisa mungkin komunikasikan (bicarakan) hal2 yang mungkin mengganjal dalam pikiran anda, atau mungkin anda sedang rindu ungkapkan saja bahwa anda sedang kangen. Tak usah ragu, malu apalagi gengsi. Bicarakan secara baik2 agar anda dan pasangan menemukan solusi yang bijak :).
2. Manfaatkan Teknologi.  Saat ini para pejuang LDR sudah sangat dimanjakan dengan hadirnya berbagai macam handphone nan canggih, yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangan. Misal, untuk pengguna Android seperti saya bisa memanfaatkan aplikasi messenger LINE untuk berkomunikasi. Selain bisa mendengar suara si cinta, saya juga bisa melihat wajahnya yang kadang2 baru bangun tidur :*.
3. Tentukan jadwal bertemu. Menurut saya wakuncar juga penting loh hahha :D apalagi kalau kangennya sudah sampe ubun2. Mau ditahan sampe kapan coba hehhe. Untuk itu ajak pasangan anda untuk membicarakan hal ini. Carilah waktu kosong diantara kegiatan anda berdua. Kalau saya biasanya sebulan sekali, tapi kadang lebih dari sebulan. Meskipun dari dulu saya menganut paham "Quality is more important than quantity" yaa tetap saja yang namanya rindu ingin jumpa tidak bisa ditahan. Quantity ya quantity tapi yaa bukan berarti tidak bertemu sama sekali kan :)). 
4. Be positive, be patient, be confident. Dipisahkan jarak yang jauh kadang sering membuat kita  berprasangka buruk, takut pasangan kena musibah lah, takut sedang selingkuh lah dsb. Untuk menghindari hal2 tersebut kita perlu untuk tetap berpikir positif, hal ini penting agar prasangka kita tidak berakhir dengan pertengkaran. Toh kalaupun pasangan kita cheating hal itu tetap akan memberi hal positif pada kita, bahwa kita layak dimiliki oleh orang yang lebih baik. Bersabarlah jika pasangan belum membalas pesan atau belum menelpon anda, mungkin si doi sedang meeting atau melakukan hal2 penting lainnya. selain itu bersikap percaya diri juga penting, percaya diri bahwa hanya kita seorang yang ada dalam hati pasangan kita. Hal ini juga akan memupuk kepercayaan kita terhadap pasangan.
5. Tetap berdoa untuk diberikan kemudahan. Kembali lagi yang namanya jodoh ada ditangan Tuhan. Walau bagaimana pun kita berjuang dan bertahan tapi jika Tuhan berkata belum, yaa belum. Dekati saja dulu penciptanya, mintalah agar dimudahkan dan diberi yang terbaik. Setelah itu baru dekati ciptaannya :).
 dekat di hati (dok : kompasiana.com)
Well, semoga  para pejuang LDR diluar sana (termasuk saya) diberikan kesabaran, kemudahan dan kekuatan untuk tetap berjuang :D. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Curhat Random : Saya dan Bandung


Pasti anda sudah bisa menebak isi postingan saya kali ini, yups ! saya akan menceritakan sesuatu yang istimewa antara saya dan Bandung :D. Untuk saya Bandung bukanlah kota yang asing, meskipun saya baru menetap dikota ini sekitar 5 tahun yang lalu namun karena beberapa kali pernah berkunjung ke sini sebelumnya, ya jadilah kota ini tampak tak aneh buat saya.

Namun setamat SMA saya tidak pernah berpikir akan melanjutkan kuliah di kota kembang ini. Saya justru amat menginginkan untuk kuliah di Jakarta atau sekitarnya karena beberapa alasan pribadi :)). Tapi apa mau dikata karena satu dan lain hal akhirnya saya meneruskan studi di salah satu kampus di bilangan Dipati Ukur, Bandung. Sejujurnya saat memutuskan untuk pergi ke Bandung (dengan perasaan terpaksa) ada banyak pertanyaan yang mengganggu saya, seperti  apakah saya akan baik2 saja di kota ini ? apakah saya akan memiliki teman yang menyenangkan ? apakah saya akan menyukai kota ini ? dan masih banyak pertanyaan lain yang sibuk saya jawab sendiri.

Jembatan Pasupati Bandung (dok : infobdg.com)

Banyak kisah yang sudah saya lalui dikota ini, baik cerita yang terasa manis, asem, asin, pedas, kecut bahkan hambar. Memasuki bangku kuliah, untuk pertama kalinya saya hidup jauh dari orangtua. Pada saat itu sedang bulan Ramadhan, saya merasakan betapa sepinya sahur dan buka puasa tanpa keluarga tercinta :'(. Sedikit banyak rasa kesepian itu ternyata berpengaruh pada kondisi kesehatan saya. Karena saya jatuh sakit Bapak memutuskan untuk menjemput saya dan memindahkan studi saya ke kampung halaman di Cirebon. Namun, karena Mamah melarang dengan alasan agar saya bisa hidup mandiri dan mengatasi masalah maka Bapak mengurungkan niat itu. Mungkin jika Mamah tidak menghentikan Bapak, cerita hidup saya tidak akan seperti ini. Thanks for that :), apapun itu saya mensyukuri hidup saya sekarang. Singkat cerita akhirnya saya memiliki ikatan dengan kota ini (Cieee..:D). 

Bahkan saya memiliki teman2 (yang saya anggap saudara) karena kota ini. Dulu saat memasuki kelas untuk pertama kalinya saya agak takut, takut teman2 sekelas tidak ramah, tipe yang selalu membully dan ketakutan2an bodoh lainya. Secara saya masuk fakultas teknik yang didominasi lelaki, apalagi teman2 lelaki sekelas saya itu berambut gondrong dan bertampang seram :)). Tapi setelah kenal, ternyata mereka friendly serta lucu :D. Ada saja banyolan yang terlontar dari mulut mereka ketika kelas sedang berlangsung.

Monumen Perjuangan, lokasinya di depan UNPAD Bandung (dok : sebandung.com)
Selain memberikan sahabat, kota ini juga mengajarkan betapa segala sesuatu harus diraih dengan bekerja keras. Saat masih studi dulu, saya sempat mengalami yang namanya frustasi (tapi ga sampe pengen bunuh diri yah :))). Saya menelpon orangtua, menangis sejadi2nya sambil mengeluhkan beban studi dan rasa cape yang saya rasakan. Lagi2 Bapak hanya menasehati untuk bersabar dan tetap berusaha namun tentu diiringi doa :). Begitu pula ketika saya sedang menyusun skripsi, boleh saya katakan fase 'Skripsi' ini adalah fase yang full of drama. Pada fase ini emosi saya banyak naik turun, mulai dari masalah pribadi sampai sidang skripsi yang hampir gagal. Tapi Alhamdullilah akhirnya saya bisa lulus juga. Sampai akhirnya 'The Real World' yang sesungguhnya harus saya hadapi juga di kota ini. 'The Real Word' yang saya maksud disini adalah dunia kerja. Yaa, setelah lulus saya memutuskan untuk tetep tinggal dan bekerja disini. 

Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang ideal di kota ini, apalagi bagi fresh graduate. Lagi2 saya harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan pertama saya. Mulai dari mendatangi event2 jobfair (yang menurut saya kurang efektif) sampai melamar via online pernah saya jalani, namun undangan untuk interview tak datang2 juga :'(. Pernah seorang kawan yang sudah bekerja diluar kota, menawarkan pekerjaan yang kebetulan tersedia dikantornya kepada saya. Tapi entah kenapa berat rasanya meninggalkan Bandung. Bandung yang dulu saya datangi karena terpaksa kini terlalu berat utuk saya tinggalkan. Mungkin karena terlalu banyak kenangan yang tercipta dikota ini.
"dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan." -  Pidi Baiq
Yaa, kata2 diatas benar adanya. Bagi saya Bandung bukan cuma sekedar kota, tapi rumah. Rumah yang memberikan kenyamanan dan akan selalu saya rindukan.

Kesimpulan :
  • Jangan takut untuk melangkahkan kaki ke tempat yang baru. Merasa khawatir, menurut saya sangat wajar tapi jangan sampai rasa takut itu menghalangi anda untuk jadi pribadi yang lebih baik dan mandiri.
  • Beradaptasilah dengan lingkungan sekitar. Dimanapun itu jika anda tidak mencoba berbaur, maka anda tidak akan pernah merasa Connect  dengan lingkungan tersebut. 
  • Carilah teman sebanyak2nya. Hidup ditempat baru apalagi seorang diri (duh..sedihnya :'() tentu memiliki banyak resiko. Selain merasa kesepian kita juga pasti membutuhkan bantuan orang lain. Entah itu hanya sekedar meminta bantuan kecil seperti memasangkan lampu misalnya (pengalaman pribadi karena ga nyampe :D) atau hal2 lain yang bersifat emergency yang tidak bisa dilakukan sendiri.
  • Cobalah untuk tetap berpikir positif. Percayalah, bahkan tempat terburuk pun selalu memiliki pelajaran yang dapat kita ambil.

Semoga tulisan ini bermanfaat :)