Belajar Membuat Dompet Kartu Bersama Kartini Blue Bird

November 11, 2016 Dini 0 Comments


Hai semuanya, ketemu lagi di postingan saya :D ini late post sih sebenarnya hahah. Kali ini saya mau sharing pengalaman membuat dompet kartu di event Weekend Creative Festival, yang di selenggarakan oleh Kartini Blue Bird. Jadi akhir pekan kemarin, saat yang lain malam mingguan saya ikutan event ini di Co & Co Space Bandung. Motivasinya sih biar weekend saya bermanfaat aja :D *gak ada yang nanya yah hahha. Selain itu tertarik juga dengan beberapa workshop yang diadakan, siapa tahu suatu hari nanti bisa bikin usaha.

Kartini Blue Bird ini semacam ibu2 Dharmawanita nya Blue Bird dan sering mengadakan acara serupa di kota yang berbeda. Eventnya kaya apa sih ? jadi, di weekend creative festival ini Kartini Blue Bird memberikan semacam workshop keterampilan untuk para peserta. Workshop yang diberikan pun macam2, ada pembuatan roti karakter yang super cute, leather crafting, dress making dan pembuatan reversible bag (tas yang bisa dipake bulak balik). Oia, acaranya diadakan selama 2 hari, jadi ada 2 kali workshop yang dilaksanakan pada satu hari. Saya mengikuti pelatihan pada hari Sabtu, tapi ngambil yang jadwal sore. Karena saya memang berminat pada pelatihan Leather Crafting yang diadakan pada sore hari. Dan pada hari itu kerajinan kulit yang dibuat adalah dompet kartu, yaeeay :).

Suasana Workshop Leather Crafting
Sore itu sambil hujan2an becek gak naek ojek :D, saya datang ke tempat pelaksanaannya. Ternyata disana sudah penuh oleh peserta *hampir gak kebagian tempat duduk. Gak lama, acara pun dimulai. Ibu Ayu *kalo gak salah, memberikan penjelasan peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kerajjinan dari kulit. Ternyata banyak juga loh yang harus di siapkan, nih saya kasih contekannya.

1. Kulit sapi sebagai bahan utama kerajinan, dapat dibeli di toko2 kulit.
2. Pola dari bahan mika, bisa diganti dengan koran namun untuk menghindari pola bergeser saat proses pemotongan lebih baik menggunakan mika.
3. Cutter, memotong dengan cutter akan menghasilkan permukaan yang lebih rapi.
4. Papan alas untuk memotong, bisa menggunakan kaca.
5. Whale Oil, digunakan untuk menggosok permukaan kulit agar lebih mengkilap.
6. Gum, inget yaa yang dimaksud bukan permen karet heheh. Tapi sejenis bahan kimia yang digunakan untuk melapisi pinggiran kulit agar lebih rapi.
7. Aduh saya gak tahu namanya, tapi alat ini digunakan sebagai alat bantu untuk membuat pinggiran kulit agar lebih rapi. Saya kasih gambar nya aja ya :D.
Alatnya terbuat dari kayu, yang seperti lem itu namanya gum
8. Lem, digunakan untuk menempelkan bagian2 kulit sebelum di jahit. Tujuannya agar potongan yang akan di jahit tidak lari kemana2.
9. Palu kayu dan alas, digunakan sebagai alat bantu untuk melubangi kulit agak proses menjahit lebih mudah.
10. Garpu, garpu yang digunakan merupakan garpu khusus untuk melubangi kulit.
11. Benang dan jarum untuk menjahit, jarum yang di gunakan merupakan jarum khusus untuk menjahit kulit.
12. Jangka, digunakan untuk mengukur jarak jahitan.
13. Amplas, digunakan untuk menghaluskan pinggiran kulit.
14. Kancing Magnet
Nah ngenalin peralatannya kan udah, langsung ke proses pembuatannya aja ya :D. Karena peralatan terbatas, jadi penggunaan papan alas, lem garpu, palu kayu, benang  dan jarum digunakan secara bergantian. Untungnya masing2 peserta mendapatkan 1 set pola kulit yang sudah di potong. Sayangnya lagi, banyak pola yang kurang rapi saat pemotongan. Yaa udahlah terima aja :). Tahap pertama yang dilakukan adalah menggosok permukaan kulit menggunakan Whale Oil. Menggosoknya lumayan juga ternyata, harus pake tenaga apalagi saat mengelapnya dengan tissu. Pokoknya sampe kulitnya mengkilap tapi gak licin butuh waktu dan tenaga yang lumayan.

Pola untuk dompet kartu
Whale Oil untuk menggosok
narsis dikit boleh lah :D
Setelah mulai pegel dan tentunya pola kulit sudah cukup mengkilap, proses selanjutnya adalah menghaluskan pinggiran pola dengan menggunakan gum dan alat yang terbuat dari kayu tadi. Cara nya, oleskan dulu gum secukupnya kemudian lakukan gerakan seperti menyisir. Usahakan satu arah ya menyisirnya. Lakukan sampai pinggiran dirasa sudah rapi dan tidak kaku. Oia, lakukan pada ketiga pola yang sama ya.

Begini cara mengunakannya
Tahap berikutnya adalah menempel pinggiran kulit menggunakan lem. Tapi harus hati2 banget nih menggunakan lem nya. Pake nya tipis2 aja ya, supaya gak beleberan ke luar dan hasilnya rapi. Setelah itu baru deh di capit menggunakan capitan baju. Tujuannya agar lem menempel dengan kuat.

Mbak nya sedang menggunakan lem
Abaikan meja yang berantakan
Take a breath pemirsa prosesnya masih panjang :D *fiuuuh. Kemudian ukur jarak pada jangka sebesar 4mm. Setelah itu baru gunakan jangka pada kulit. Tarik jangka dengan kuat sehingga membentuk sebuah garis di kulit. Ini juga butuh tenaga karena kulitnya cukup tebal, untuk membuat garis agar terlihat jelas butuh perjuangan. Selain untuk mengukur jarak jahitan, pembuatan garis dengan jangka juga berfungsi untuk mempermudah saat proses melubangi nanti. Jadi saat melubangi kulit, garis tersebut akan menjadi semacam panduan agar tidak mengkol2 alias tetap lurus. Hanya saja karena pola yang saya dapat kurang rapi, jadi penggunaan jangka dan jarak yang di hasilkan tidak begitu bagus :(.

Jangka yang digunakan
lagi serius bikin garis :D
Jika bagian yang akan dijahit sudah diberi garis, proses selanjutnya adalah memberi tanda dengan garpu. Tanda ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mempermudah saat proses melubangi, biar rapi aja sih. Setelah di tandai, baru deh di lubangi menggunakan garpu dan palu kayu. Menurut saya ini proses yang menguras tenaga banget, karena kulitnya keras dan lubang yang dihasilkan harus benar2 menembus ke sisi sebaliknya. Pantesan aja pengrajin kulit kebanyakan para Bapak, ternyata tenaga yang dibutuhkan bener2 banyak. Sampe lemes saya ngelubangin dompet kartu yang ukurannya segitu doank, apalagi bikin tas. Capcay adeek bang :(.

menandai kulit untuk di lubangi
saya sedang melubangi kulit
kulit yang sudah dilubangi
Ketika tenaga hampir habis, apa daya prakarya masih setengah jadi. Sambil mengumpulkan tenaga, saya di ajari oleh Ibu instuktur bagaimana cara memasukan benang ke dalam jarum. Jadi satu utas benang masing2 ujungnya diberi jarum, saya pikir teknik menjahitnya pun hampir sama dengan menjahit sol sepatu. Ternyata meskipun sudah di lubangi, proses menjahitnya tidak semudah yang saya bayangkan. Selain teknik menjahit yang menurut saya agak ribet, ternyata lubang yang dihasilkan masih sedikit kecil jadi benangnya susah untuk ditarik. Setelah sekian lama menjahit dan beberapa kali salah tarik, akhirnya dompet saya selesai di jahit juga walaupun hasilnya gak rapi.

Masih setengah jadi
Hasil jahitannya gak rapi :(
Apakah prosesnya sudah selesai? ternyata belum saudara2. Masih harus di pasangi kancing magnet, di amplas kemudian di beri gum lagi. Nyaris menyerah saya :D. Tapi sayang ya kalo harus give up pas tahap ini. Untungnya untuk proses pemasangan kancing magnet, para peserta tidak melakukan nya sendiri tetapi di pasangkan oleh Ibu pengajar. Setelah itu baru deh di amplas pinggirannya. Tujuannya agar bagian yang kurang rapi dapat terkikis, dan lagi2 butuh tenaga. Hadeeuh pantesan pengrajin kulit rata2 para Bapak, ternyata pembuatannya memang cukup panjang dan melelahkan.

Proses pemasangan kancing magnet
proses pengikisan dengan amplas
Dan yang terakhir adalah melapisi pinggiran dompet menggunakan gum, untuk selanjutnya di haluskan lagi menggunakan alat kayu tadi. Proses ini dilakukan secara berulang2 sampai pinggiran kulit dirasa cukup halus. Akhirnya jadi juga heheh. Seneng deh rasa, meskipun bikinya cape dan lama tapi puas karena buatan sendiri.

Ini dia hasilnya, terharu
sempet foto2 juga buat kenang2an :D
Alhamdulilah, ada ilmu baru lagi yang saya dapat. Bermafaat banget deh event2 yang kaya gini, gak nyesel datang ke acara ini. Kalo punya waktu luang lebih baik dimanfaatkan untuk belajar hal2 baru. Gak rugi deh.  Ini weekend ku, mana weekend mu?

~ 11 November 2016 ~

You Might Also Like

0 comments: